Oekusipost.com Dili – Konflik antar partai politik di dalam negeri saat ini terus memanas walaupun periode darurat nasional kedua belum berakhir.
Konflik politik ini tidak lain dan tidak bukan hanya ingin mencari kekuasaan guna memimpin negara ini agar saling membagi jabatan bagi sesama kolega dan hanya sedikit yang di berikan kepada rakyat yang adalah pemilik dari kepemimpinan itu sendiri. Rakyatlah yang memberikan kekuasaan kepada partai politik melalui pemilu yang diadakan setiap lima tahun.
Sebelumnya, Ketua partai CNRT, Kay Rala Xanana Gusmão mengatakan, sudah tidak ingin menjabat posisi penting dalam pemerintah terutama Perdana Menteri.
“Saya bukan mencari jabatan Perdana Menteri. Pada tahun 2015 saya serahkan jabatan tersebut karena saya ingin melakukan pekerjaan yang lebih besar yakni masalah perbatasan laut timor. Baru-baru ini juga saya tidak masuk kedalam struktur pemerintah. Kita harus pertahankan konstitusi agar tidak memicu masalah bagi generasi baru,” Xanana menyatakan hal ini melalui press conference di kantor partai CNRT di Bairo Grillos, Dili Kamis 30 April 2020.
Di sisi lain, wakil ketua fraksi CNRT Patrocino dos Reis Fernandes menganggap pergerakan politik partai FRETILIN saat ini ibaratnya pergi “mencari” nasi basih di dapur Aliansi Mayoritas Perubahan ke Kemajuan (Aliansa Mudansa ba Progresu) untuk terlibat dalam struktur pemerintah aktual.
"Fretilin ingin memimpin, lebih baik membentuk koalisi baru, saat ini FRETILIN tidak ada jalan untuk terlibat dalam pemerintah AMP,” Patrocino menyatakan kepada para wartawan di ParlemenNasiona, Dili Jumat 8 Mei 2020.
“Ini seperti orang lompat dari pagar belakang dan masuk kedalam dapur orang lain untuk mencari nasi basih,” dia menegaskan.
Fakta politik baik dari Presiden Republik, Francisco Guterres Lú Olo maupun Sekretaris Jenderal partai FRETILIN, Mari Bin Amude Alkatiri selalu menyampaikan pernyataan yang sama bahwa terus mendukung Perdana Menteri Taur Matan Ruak untuk memimpin pemerintahannya sampai di tahun 2023.
Dengan demikian, setelah Rancangan Anggaran Negara tidak lolos di Parlemen Nasional pada tanggal 17 Januari 2020, lalu Perdana Menteri juga langsung mengajukan permohonan pengunduran diri dan setelah lebih dari 60 hari juga tidak ada keputusan tertentu dari Presiden Republik dan akhirnya Perdana Menteri juga menarik kembali permohonan pengunduran dirinya.
Fakta lainnya adalah pada hari Sabtu, 21 Maret 2020, pukul 15;00 petang Waktu Timor Leste-WTL, Partai Pembebasan Popular (Partidu Libertasaun Popular) menandatangani satu plataform kepesepakatan dengan partai FRETILIN untuk memimpin bersama.
Dan pada kenyataannya, sudah ada daftar susunan anggota kabinet baru yang di ajukan kepada Kepala Negara dengan melibatkan 5 orang anggota dari Partai FRETILIN dan satu orang dari Partai Demokrat-PD. Dan 7 anggota pemerintah dari Partai CNRT yang belum dilantik sejak bulan Juni 2018 hingga saat ini tidak diberi kesempatan untuk terlibat dalam struktur pemerintah aktual.
Daftar pemerintah baru yang sudah diajukan ke Kepala Negara diantaranya; Menteri Veteran Pembebasan Nasional Meta Malik (PD) dan yang lainnya dari partai FRETILIN diantaranya Menteri Kesehatan-MS Odete Maria Freitas, Wakil Menteri Pariwisata Perdagangan dan Industri Inácia Texeira, Minteri Administrasin Publik (MAE) Faustino Cardoso, Minteri Pariwisata Perdagangan dan Industri (MTKI) Manuel Vong dan Menteri Keuangan (MF) adalah Fernando Hanjam.