DILI (TOP) – Perusahaan Ensul Meci-Gestão de Projectos de Engenharia, S.A., sudah mati di Portugal tetapi telah bangkit kembali di Colmera dengan nama Ensul Engenharia, S.A., dan mendapat hak istimewa untuk menggunakan dan mengexplorasi tanah seluas 22,635.00m2 untuk 99 tahun.
Mantan Presiden untuk Agen Khusus Investasi (Special Investment Agency) atau AEI Felizberto Araújo Duarte (Tony Duarte) menyatakan setelah perusahaan Ensul Meci-Gestão de Projectos e Engenharia, S.A pailit di Portugal, dialah yang mengirim surat kepada email perusahaan ini tentang proses kapilitannya.
Pemerintah Timor-Leste menyesah status AEI melalui dekrit pemerintah 34/2014 pada tanggal 3 Desember 2014, dan memilih Felizberto Araújo sebagai presidennya.
Menurut dekrit pemerintah 34/014 yang diakses TOP bahwa tujuan pembentukan AEI untuk mempromosikan investor nasional dan internasional yang melakukan investasi didalam negeri. Dan juga mengeluarkan atau memberi sertifikat investasi kepada perusahaan nasional dan internasional yang mau berinvestasi di Timor-Leste. Agen spesialisasi untuk investasi ini telah dibubarkan ketika terjadi perombakan kabinet pemerintah pada tahun 2015.
Perdana Mentri Kay Rala Xanana Gusmão mundur diri dari jabatannya dan menunjukkan Rui Maria de Araújo dari partai FRETILIN sebagai penggantinya pada tahun 2015.
Perombakan kabinet yang terjadi pada waktu itu adalah menghapus Sekretariat Negara untuk Kebijakan Promosi dan Dukungan Sektor Swasta (SEAPRI), dan hanya konsentrasi saja ke Kementrian Ekonomi dan Pembangunan yang dipimpin oleh Estanislau Aleixo da Silva (FRETILIN) dan juga menghapus AEI sekaligus memecat Felizberto Araújo Duarte dari posisinya. Setelah pemecatan ini, AEI diganti dengan TradeInvest dan dipimpin oleh Arcanjo da Silva (FRETILIN).
“Pada waktu itu Sekretaris Negara untuk Kebijakan Promosi dan Dukungan Sektor Swasta (SEAPRI) Veneranda Martins Lemos menulis sebuah surat saya sendiri yang mengirim suat itu kepada email perusahaan Ensul bahwa perusahaan ini telah pailit,” Tony Duarte menjelaskan kepada TOP di Taman Largo de Lecidere, Dili, Selasa 22 Desember 2020.
Walaupun perusahaan Ensul Meci telah mati di Portugal, tetapi setelah itu bangkit kembali di Colmera, Dili dengan nama Ensul Engenharia, S.A., melalui langkah-langkah ini:
- Usaha pemerintah melalui SEAPRI pada tahun 2013 tidak menghasilkan suatu keputusan yang difnitif walaupun Ensul Meci telah bankrupt dan Ensul Engenharia, S.A telah tidak mematuhi Kesepakatan Khusu Investasi.
- Ensul Meci-Gestão de Projectos de Engenharia, S.A melakukan Perjanjian Penugasan Posisi Kontrak dengan Ensul Engenharia, S.A di Lisboa, pada tanggal 13 Juni 2013
- Ensul Engenharia, S.A melakukan Perjanjian Penugasan Posisi Kontrak dengan Compagnie Financiere Terria, S.A pada tanggal 19 Mei 2014.
- Dan pada tanggal 24 Juli 2015 CFT, S.A melakukan Perjanjian Penugasan Posisi Kontrak dengan Dili Financial Business Center Block A, S.A (DFBC Block A, S.A).
Tony Duarte menganggap Perjanjian Penugasan Posisi Kontrak antara Ensul Meci-Gestão de Projectos e Engenharia, S.A., dengan Ensul Engenharia, S.A di Lisboa, Portugal adalah illegal dan tidak sesuai hukum di Timor-Leste karena fakta menunjukkan bahwa Ensul Meci sudah pailit.
“Pemerintah membuat perjanjian dengan sebuah perusahaan, perusahaan itu telah bankrupt tidak boleh memberikan lagi kepada perusahaan lai. Apa yang mereka lakukan adalah mereka memberikan kepada perusahaan lain untuk melanjutkan investasi ini,” Tony Duarte menjelaskan.
“Jadi, pada waktu itu SEAPRI telah berusaha untuk menghentikannya karena mereka tidak melakukan investasi. Mereka hanya menyewakan lagi tanah itu kepada pihak lain,” dia menjelaskan.
“Jikalau pemerintah memberi tanah kepada sesorang untuk menyewakan lagi kepada pihak lai, lebih baik tanah itu berikan kepada saya agar saya bisa melakukan sesuatu yang lebih besar”.
Perjanjian khusus investasi Ensul yang berlaku sejak hari Rabu 14 April 2010, sudah genap 10 tahun pada hari Kamis 16 April 2020, tetapi diduga belum ada perjanjian sewa tanah dengan kementerian kehakiman.
Mentri Kehakiman Manuel Carceres mengakui bahwa sejak tanggal 16 April 2020 hingga Desember 2020 atau sudah selama 9 bulan Ensul belum bayar pajak tanah kepada pemerintah. Karena menurut dia bahwa, Ensul harus ada perjanjian sewamenyewa baru bisa bayar. Dihitung dari 14 April hingga Desember 2020, Ensul harus bayar $61,110 sebagai biaya sewa tanah kepada pemerintah.
“Sebenarnya pemerintah harus menghentikan dan menutup investasi Ensul karena sudah sekian lama mereka hanya datang untuk mengexploitasi saja, tidak melakukan investasi,” Tony Duarte menyarankan kepada pemerintah actual untuk membawa perjanjian khusus investasi ini ke pengadilan agar bisa menghentikannya.
Dia mengakui para pengusaha lokal atau pengusaha pribumi sudah mempunyai kemampuan finansial dan pengalaman untuk melakukan investasi di negeranya sendiri tetapi masalah besar yang mereka hadapi selama ini adalah kurang mendapat kepercayaan dari para pemimpin dalam negeri. Para pemimpin dalam negeri lebih cenderung percaya kepada investor asing yang akhirnya hanya membohongi mereka saja.
“Tetapi mereka datang tidak melakukan investasi seperti Ensul yang sekarang lakukan. Orang itu bukan investor, orang itu datang sebagai makelar mencari tanah, kita berikan kepada dia kemudian dia menyewakan kembali kepada orang lain, dia tidak melakukan investasi. Jika terjadi seperti ini lebih baik tanah itu diberikan kepada orang Timor supaya bisa melalukan investasi,” mantan presiden AEI ini menjelaskan.
Perjanjian investasi Ensul tidak transparan
Tony Duarte menjelaskan, perjanjian investasi di Timor-Leste mayoritas transparan kepada publik untuk bisa diakses, tetapi menurut dia hanya Ensul saja yang tidak transparan karena tidak dipublikasikan kepada publik untuk bisa diakses.
Jikalau kita mau membanding anda bisa melihat investasi HEINEKEN. Perjanjian itu disahkan di rapat para dewan mentri dan dipublikasikan kepada publik sehinga siapa saja bisa melihat dan mengakses perjanjian ini”.
“Sekarang jikalau kita check perjanjian Ensul itu tidak dipublikasikan ke publik”.
TOP sudah berusaha meminta komentari dari pihak Ensul sejak November 2020 tetapi sampai saat ini belum ada jawaban.
Menurut laporan dari sebuah media lokal Portugal, www.abrilabril.pt pada tanggal 7 Desember 2018, para mantan pekerja perusahaan Ensul Meci telah melakukan demostrasi didepan pengadilan komersial Lisbon untuk menuntut gaji mereka selama 6 tahun belum dibayar.
Para pekerja Ensul/Meci yang bangkrut pada hari Jumat mengadakan demonstrasi di luar Pengadilan Perdagangan Lisbon untuk menuntut pembayaran kredit yang jatuh tempo.
“Dalam siaran persnya, União dos Sindicatos de Setúbal (USS/CGTP-IN) menyatakan bahwa aksi pagi ini, bersama Pengadilan Perdagangan Lisbon, bertujuan untuk menuntut pembayaran kredit kepada mantan pekerja Ensul/Meci,” demikian laporan yang dikutip dari www.abrilabril.pt.