DILI (TOP) – Menurut Perjanjian Baru, "Tuhan membangkitkan Dia dari kematian", Dia naik ke surga, ke "tangan kanan Tuhan", tetapi proses kebangkitan perusahaan Ensul Meci-Gestão de Projectos de Engenharia, SA, dari kematiannya di Caparica, Portugal tidak sama karena perusahaan ini membutuhkan waktu sekitar satu tahun lebih untuk bangkit kembali di Colmera, Dili Timor-Leste.
Kesepakatan Khusus Investasi yang diselenggarakan antara pemerintahan Timor-Leste dengan perusahaan Ensul Meci-Gestão de Projectos de Engenharia, S.A., pada hari Jumat 16 April 2010 sudah pailit dan dikuburkan di Caparica, Portugal tetapi setelah itu telah hidup kembali di Colmera, Dili, Timor-Leste dengan nama Ensul Engenharia, S.A.
"Ensul sudah mati di Portugal tetapi telah bangkit kembali di Colmera untuk mengemis saja di negara kita sebab sudah 10 tahun investasinya tidak ada perubahan," kata seorang pengusaha lokal yang pernah menyewa tempat di tanah yang sekarang di explorasi oleh beberapa perusahaan asing seperti supermarket PÁTEO dan lain-lain.
Perjanjian Penugasan Posisi Kontrak (acordo cessão posição contratual) dengan Ensul Engenharia, S.A yang membangkitkan kembali Ensul Meci dari liang kuburnya di Lisbon, Portugal pada tanggal 13 Juni 2013. Setelah kebangkrutan ini, Ensul Meci melakukan Perjanjian Penugasan Posisi Kontrak dengan Ensul Engenharia, S.A sebagai penggantinya untuk meneruskan investasinya di Timor-Leste.
Umur kesepakatan khusus investasi ini sudah genap 10 tahun tetapi proses implementasi kesepakatan investasi ini diduga telah muncul beberapa pelanggaran.
Menurut dokumen Kesepakatan Khusus Invesasi yang di akses The Oe-Kusi Post (TOP), sebelumnya pemerintah Timor-Leste menyesahkan duluan Proyek Investasi Ensul Meci pada hari Rabu 14 April 2010 melalui resolusi pemerintah bernomor 22/2009 yang dikeluarkan pada tanggal 28 Oktober 2009. Setelah itu, hanya selang dua hari saja Mentri Ekonomi dan Pembangunan João Mendes Goncalves yang mewakili pemerintah Timor-Leste menandatangani Kesepakatan Khusu Investasi dengan perusahaan Ensul Meci-Gestão de Projectos de Engenharia, S.A pada hari Jumat 16 April 2010 di Dili.
Pada halaman pertama di kesepakatan investasi ini menjelaskan tentang perfil perusahaan Ensul Meci sebagai sociedade anónima yang didirikan di Portugal berkantor di Rua Facho n.0 26, Monte da Caparica, 2829-509 Caparica, Portugal, dan Ensul Engenharia, S.A, sebagai cabangnya di Timor-Leste yang diwakili oleh Rui Manuel de Faria de Sousa dan Constantio Estevez Paramés.
Perjanjian pada bagian tujuan nomor 3 bahwa Negara memberi hak dan kesitimewaan seluruhnya kepada Ensul Meci untuk menggunakan dan menikmati tanah yang berluas 22,635.00 m2 di Colmera, Dili untuk membuat dan melaksanakan apa saja sesuai dengan rencana investasinya.
Dokumen perjanjian spesial investasi yang diakses TOP bahwa, durasi perjanjian ini “lebih buruk” dibanding dengan perjanjian Timor Gap. Perjanjian khusu ini memberi waktu selama 50 tahun, dan ditambah lagi 49 tahun kepada Ensul menggunakan tanah Colmera untuk melakukan investasinya. Selama 10 tahun hanya berhasil membangun satu gedung berlantai 16 pun belum selesai.
Setelah proses penandatanganan kesepakatan ini, perusahaan Ensul Meci dinyatakan bankrupt oleh pengadilan komersial Lisboa, Portugal pada tanggal 18 Juni 2012.
“Hakim Hukum, Elisabette Assunção melalui Pengadilan Komersial Lisboa, Portugal telah memutuskan dan mengumumkan kebangkrutan kepada Ensul Meci-Gestão de Projectos de Engenharia, S.A, NIF – 501576304, alamat: Rua do Facho, No 26, Monte de Caparico, 2829-512 CAPARICA pada tanggal 18 Juni 2012,” bunyi surat keputusan pengadilan komersial Lisboa yang di akses TOP.
Reaksi pemerintah Timor-Leste terhadap kebangkrutan Ensul Meci
Keputusan pengadilan komersial Lisbon membuat pemerintah Timor-Leste melalui Sekretariat Negara untuk Dukungan dan Promosi Sektor Swasta (SEAPRI) Veneranda Martins Lemos harus menulis sebuah surat kepada administrator Ensul Meci insolvent Jorge Fialho Faustinho pada tanggal 26 Februari 2013 bahwa pemerintah Timor-Leste telah menyetahui kebangkrutan perusahaan ini, dan diminta untuk mengambil sebuah keputusan yang baik untuk menjaga kepentingan pemerintahan Timor – Leste berkaitan dengan kesepakatan khusu investasi yang telah ditandatangani dengan Ensul Meci pada tahun 2010.
Menurut surat korespondensi antara SEAPRI dan Ensul Meci yang diakses TOP bahwa, SEAPRI harus menunggu surat jawaban selama beberapa bulan kemudian karena setelah kebangkrutan Ensul Meci, pada tanggal 13 Juni 2013 muncul Perjanjian Penugasan Posisi Kontrak (acordo cessão posição contratual) antara Ensul Meci dan Ensul Engenharia di Lisboa, Portugal. Kesepakatan ini menunjukkan bahwa walapun Ensul Meci sudah bankrupt tetapi telah hidup kembali dengan nama Ensul Engenharia, S.A yang baru mulai membangun sebuah gedung berlantai 16 pada tahun 2013 hingga saat ini belum selesai.
Kesepakatan ini telah ditandatangani oleh Jorge Manuel e Seiça Dinis Calvete selaku perwakilan Ensul Meci yang bankrupt dengan Alexandre António da Silva Costa Marques Couto selaku perwakilan dari Ensul Engenharia, S.A.
Menurut surat korespondensi antara SEAPRI dan Ensul Engenharia, S.A yang diakses TOP bahwa, setelah penanda tanganan Kesepakatan Penugasan Posisi Kontrak, pada tanggal 14 September 2013 Presiden Board Ensul Engenharia, S.A Alexandre António da Silva Costa Marques Couto membalas surat SEAPRI bahwa proses judisial yang selama ini menghambat proses investasinya dan berjanji bahwa akan mempercepat investasinya di Timor-Leste. Buktinya, sudah 10 tahun hanya membangun satu gedung berlantai 16 dan belum memberi pelatihan kepada para tenaga kerja lokal didalam negeri seusai dengan isi kesepakatan khusus investasi.
Surat korespondensia lain yang diakses TOP, pada tanggal 1 Oktober 2013 SEAPRI juga mengirim sebuah surat kepada Perdana Mentri Kay Rala Xanana Gusmão. Dalam isi surat itu, SEAPRI meminta kepada Perdana Mentri untuk mencari solusi bersama untuk menghentikan investasi Ensul Meci karena telah melanggar kesepakatan khusus investasi. Surat yang sama juga diberikan kepada Ensul Engenharia, S.A., yang diterima pada tanggal 8 Oktober 2013.
Surat SEAPRI yang tertanggal 14 September 2013, menjelaskan kepada Perdana Mentri Kay Rala Xanana Gusmão bahwa, perusahaan ENSUL Engenharia, S.A mengirim surat kepada SEAPRI dan dilampirkan dengan dokumen yang menunjukkan bahwa Ensul Meci-Gestão de Projectos de Engenharia, S.A telah bangkrut sejak 14 Juni 2012 dan pada 13 Juni 2013, yaitu, setelah dinyatakan pailit, Ensul Meci-Gestão de Projectos de Engenharia, S.A menandatangani dengan 'Ensul-Engenharia, S.A' Perjanjian Penugasan Kontrak 'yang dengannya ia menyerahkan ini adalah posisinya dalam Perjanjian Investasi Khusus.
“Jika, sebelum kebangkrutan dideklarasikan, ENSUL MECI-Gestão de Projectos de Engenharia, S.A tidak mematuhi Perjanjian, adalah keyakinan kuat kami bahwa setelah deklarasi kebangkrutan, kemustahilan yang mengawasi, definitif dan patut bersalah untuk mematuhi Perjanjian telah dikonfigurasi karena itu , sejak deklarasi kebangkrutan, secara faktual dan hukum tidak mungkin,” isi surat SEAPRI ke Perdana Mentri yang diakses TOP.
“Jika ENSUL MECI-Gestão de Projectos de Engenharia, S.A - termotivasi oleh kebangkrutan - pasti gagal memenuhi Perjanjian Investasi Khusus, maka pengalihan posisi kontrak juga tidak mungkin secara hukum. Terakhir, kami memahami bahwa Perjanjian Investasi Khusus tidak memberikan kemungkinan penghentian posisi kontraktual. Interpretasi hukum yang dibuat dari Perjanjian dan yang membenarkan pengalihan posisi kontrak tidak memiliki kesempatan dan dasar hukum”.
“Namun demikian, kami memahami bahwa Perjanjian Investasi Khusus jelas tidak dipatuhi oleh ENSUL MECI-Gestão de Projectos de Engenharia, S.A. dan bahwa pengalihan posisi kontrak kepada ENSUL-Engenharia, S.A. secara hukum batal dan tidak berpengaruh pada Negara”.
“Namun, jika tanah dan fasilitas dialihkan ke Ensul Meci-Gestão Projectos de Engenharia, SA, kenyataan menunjukkan bahwa ini dieksploitasi secara komersial oleh Ensul-Engenharia, S.A, oleh perusahaan yang mengoperasikan supermarket "PÁTEO" dan oleh perusahaan yang menjelajahi stand dan bengkel mobil “ENTREPOSTO”.
Akhir dari suat SEAPRI iha bahwa, sesampai di sini, penting untuk diingat bahwa komunikasi resolusi Perjanjian Investasi Khusus mengandaikan permintaan penyerahan tanah dan fasilitas, gratis dan beban, dari orang dan yang akan melibatkan pengalihan fasilitas perusahaan tersebut ke yang lain.
Surat jawaban dari Perdana Mentri Kay Rala Xanana Gusmão yang diakses TOP dengan nomor referensi /385/GPM/X/2013 meminta kepada SEAPRI untuk mencari tahu lebih mendalam masa depan investasi itu.
Setelah SEAPRI mengirim surat ke Perdana Mentri dan Ensul Engenharia, S.A, dari pihak Ensul bukan menjawab surat SEAPRI ini tetapi malah melaporkan langsung kepada Perdana Mentri. Presiden Board Ensul Engenharia, S.A, Alexandre António da Silva Costa Marques Couto melaporkan SEAPRI ke Perdana Mentri pada tanggal 21 Oktober 2013 bahwa surat yang mereka terima dari SEAPRI pada tanggal 8 Oktober 2013 sangat mengejutkan mereka dan membuat mereka merasa khawatir.
“Surat itu membuat kami kejut dan merasa sangat khawatir,” isi surat António Couto yang diakses TOP.
Dan pada tanggal 17 Oktober 2013, Presiden Dewan Administrasi Ensul Alexandre Marques Couto membalas surat dari SEAPRI bahwa selama ini selalu up-date informasi kepada pihak-pihak yang terkait tentang kemajuan proyek investasi mereka.
Menurut informasi lain yang diakses TOP bahwa;
- Central Sociedade Comercial (CSC), S.A didirikan di Dili pada tahun 2014 (Timor Leste eProcurement Portal; exporters.sg)
- Diduga Compagnie Financiere Terria, S.A (CFT, S.A) sebagai afiliasi CSC, S.A
- Dan Ensul Engenharia, S.A didirikan oleh António Simoes Marques Couto pada tahun 2000 (LinkedIn).
- Antonio Simoes Marques Couto: sebagai konsul honorary Timor-Leste untuk Portugal. Pada tahun 2000 dia datang ke Timor-Leste (Fundacao aip - in Portugese).
Ada dua macam investasi yaitu investasi publik yang dananya dari pemerintah, dan investasi pribadi yang dananya dari investor itu sendiri. Kesepakatan khusus investasi yang ditandatangi antara pemerintah Timor-Leste dan Ensul Meci pada 2010 adalah investasi pribadi.
Sudah 10 tahun belum ada perjanjian sewa tanah
Perjanjian khusus investasi Ensul yang berlaku sejak hari Rabu 14 April 2010, sudah genap 10 tahun pada hari Kamis 16 April 2020, tetapi diduga belum ada perjanjian sewa tanah dengan kementerian kehakiman.
Menurut seorang sumber dari kabinet kementerian kehakiman bahwa selama ini Ensul sudah mencoba beberapa kali untuk bertemu dengan Mentri Kehakiman Manuel Carceres untuk membahas tentang tanah yang sekarang ini lagi dixplorasi oleh Ensul seperti ada supermarket PÁTEO, Entreposto dan lainnya, tetapi Mentri Carceres kurang setuju dengan reputasi Ensul yang tidak baik, dan dia juga kurang percaya bahwa Ensul akan bisa melakukan investasi besar di Timor-Leste.
Dengan demikian, sampai hari ini belum ada sebuah perjanjian tanah antara Ensul dan Kementerian Kehakiman.
“Mentri tidak percaya mereka karena mereka hanya datang membohongi kita saja. Mereka datang membohongi kita setelah dapat tanah kemudian disewakan lagi kepada pihak lain, tetapi mereka sendiri tidak menginvestasi,” kata seorang sumber dari kabinet Kementerian Kehakiman kepada TOP.
“Mentri juga tidak setuju dengan jumlah uang yang akan dibayar untuk biaya sewa tanah, karena menurut dia jumlah ini tidak adil, dan tidak memberi keuntungan kepada Timor-Leste”.
Sedangkan Mentri Kehakiman Manuel Carceres mengakui selama ini pemilik Ensul sudah pernah bertemu dengannya, tetapi sekarang mereka menghilang karena Covid-19.
“Mereka pegi bertemu dengan saya, dan sudah menghilang,” Carceres menyatakan kepada TOP di Palásiu Governu Rabu 25 November 2020.
Anggota pemerintah yang bersala dari Partai Pembebasan Popular (PLP) ini juga mengakuit Ensul memang ada perjanjian khusus investasi dengan pemerintah Timor-Leste, tetapi menurutnya sudah 10 tahun Ensul belum ada perjanjian sewa tanah dengan kementeriannya.
“Jikalau untuk menyewa tanah itu harus ada perjanjian sewa-menyewa dengan Kementerian Kehakiman. Saya sudah panggil dia datang tetapi karena Covid-19 mereka masih di Portugal,” Carceres menjelaskan.
Jumlah uang yang tertera dalam perjanjian khusus investasi tentang biaya sewa tanah adalah $6,790.00 kepada pemerintah. Pembayaran ini mulai berlaku sejak tanggal 16 April 2020, dan buktinya sudah sampai Desember 2020 juga diduga Ensul belum bayar kepada pemerintah.
Untuk membaya sewa tanah itu mulai sejak tanggal 16 April 2020. Sampai sekarang belum bayar karena mereka belum ada perjanjian sewa-menyewa,” mentri Carceres menjelaskan.
Sudah 9 bulan belum bayar pajak
Mentri Kehakiman Manuel Carceres mengakui bahwa sejak tanggal 16 April 2020 hingga Desember 2020 atau sudah selama 9 bulan Ensul belum bayar pajak tanah kepada pemerintah. Karena menurut dia bahwa, Ensul harus ada perjanjian sewa-menyewa baru bisa bayar. Dihitung dari 14 April hingga Desember 2020, Ensul harus bayar $61,110 sebagai biaya sewa tanah kepada pemerintah.
Menurut seorang sumber dari Kamar Dagang dan Industri Timor-Leste (CCI-TL) yang juga sebagai seorang pengusaha lokal, telah mengenal António Couto sejak tahun 2001. Menurut dia, sejak tahun 2001 perusahaan Ensul mulai menang banyak proyek dari pemerintah Timor-Leste dan juga dari lembaga-lembaga internasional yang ada di Timor-Leste.
“Terutama proyek-proyek dari Uni Eropa, dan juga kerja sama bilateral dengan Portugal dan CPLP lainnya,” dia menjelaskan dan meminta untuk identitasnya tidak boleh disebut dalam berita ini.
Menurut dia, Ensul tidak memilik reputasi yang baik selama ini karena menurut dia masih mengingat ketika Ensul menang proyek konstruksi rumah sakit Baukau lambat dan habis tidak sesusai dengan durasi yang ditentukan pemerintah.
Pengusaha lokal ini juga menyetahui persis investasi Ensul di Timor-Leste, tetapi dia juga mempertanyakan kemampuan finansial perusahaan Portugal ini karena buktinya sudah 10 tahun Ensul tidak berhasil membuka lapangan kerja baru didalam negeri.
“Tetapi mereka pakai tanah itu untuk mengewa lagi kepada kolega sesama Portugis. Ensul hanya mengemis saja di Colmera,” dia menjelaskan ketidak puasanya kepada Ensul dan pemerintah Timor-Leste yang memberi tanah itu secara gratis selama 10 tahun dan hasil investasinya belum ada.
Menurut pengusaha lokal lain yang sejak tahun 2017 pernah menyewa tempat di Dili Suqare mengaku pada hal Ensul yang mendapat ijin dari pemerintah untuk memakai tanah di Colmera itu, tetapi dia merasa terkejut ketika menandatangani kontrak sewa tanah bukan dengan Ensul tetapi dengan Compagnie Financiere Terrie, S.A (CFT, S.A).
“Pada tahun 2017 saya datang sewa tempat di area Centro Dili Square. Saya menandatangani kontra sewa tempat dengan CFT, S.A bukan dengan Ensul,” pengusaha lokal ini menjelaskan kepada TOP.
Dia menambahkan kontra sewa waktu itu dengan Armando Jorge Dias selaku perwakilan dari CFT, S.A dan Gina Galucho sebagai saksi.
Menurut dokumen perjanjian kontrak sewa tanah antara pengusaha lokal ini dengan CFT, S.A sebagai perusahaan komersial dengan nama Compagnie Financiere Terria, S.A., yang terdaftar di daftar komersial dan perusahaan Luxembourg dengan kantor cabangnya di Timor-Leste yang diwakili oleh Jaime Xavier dan beberapa koleganya.
Pengusaha lokal ini juga masih mengingat bahwa, pada tahun 2007 perusahaan asing ini ada hubungan baik dengan beberapa politisi di Timor-Leste. Dia menambahkan selama periode kampanye pemilu tahun 2007, dia menduga Ensul saat itu mendonasi beberapa mobil mewah kepada sebuah partai politik untuk digunakan selama masio periode kampanye. Dan setelah pemilu itu, partai politik itu juga masuk dalam struktur kabinet pemerintah periode 2007-2012 yang memegangn beberapa kursi penting pada saat itu.
Anggota pemerintah yang mewakili pemerintah Timor-Leste menandantangani perjanjian khusus investasi dengan Ensul Meci adalah Mentri Ekonomi dan Pembangunan João Mendes Goncalves pada tanggal 16 April 2010, dan pada tahun 2012 perusahaan asal Portugal ini dinyatakan pailit (bankrupt).
“Sebenarnya pemerintah harus segera memberhentikan investasi Ensul ketika sudah bankrupt di 2012 tetapi tidak sempat karena sepertinya ada beberapa politisi yang mendukung Ensul untuk tetap melanjutkan investasinya,” pengusaha lokal ini menjelaskan.
Ada beberapa anggota pemerintah dan beberapa pengusaha lokal selama ini juga kurang begitu puas dengan keputusan pemerintah yang memberi ijin kepada Ensul untuk memakai tanah yang sangat luas di area Colmera, dan hasilnya sudah 10 tahun hanya membangun satu gedung berlantai 16 tetapi belum selesai juga. Dan mereka mencurigai Ensul menyewakan lagi tanah ini kepada supermarket PÁTEO, CFT, S.A., dan CFT menyewakan lagi kepada para pengusaha lokal di Timor-Leste.
Kelompok pengusaha Portugis ini membangun beberapa brand di Timor-Leste. Ini termasuk pusat komersial di ibu kota Dili, supermarket PÁTEO yang memiliki sekitar 500 produk mayoria dari Portugal, dan juga ada bengkel Entreposto yang mewakili Ford.
Tetapi menurut seorang pengusaha lokal bahwa produk yang ada di supermarket PÁTEO bukan semuanya di impor dari Portugal tetapi hanya beli saja di sebuah supermarket China di Dili.
“Hanya produk minuman alcohol saja yang mereka impor dari Portugal,” kata seorang pengusaha lokal. Tetapi menurut Fan Page PÁTEO selalu mempromosikan produk mereka semuanya asli dan di impor dari Portugal.
TradeInvest mengaku ada pelanggaran
Direktur eksekutif TradeInvest Timor-Leste, Arcanjo da Silva mengaku ada beberapa pelanggaran yang di lakukan oleh Ensul Meci dan Ensul Engenharia di Timor-Leste tetapi menurut Arcanjo bahwa TradeInvest akan tetap berusaha untuk memberi nasehat kepada Ensul untuk tetap melanjutkan investasinya di Timor-Leste.
“Pemerintah menandatangani kesepakatan ini pada tahun 2010 tetapi pada waktu itu Ensul menyatakan bahwa hanya dalam jangka waktu lima tahun dia sudah bisa membangun empat gedung besar, tetapi kita tidak boleh memberi kesalahan kepada dia karena penghambat dari kementrian pekerjaan umum untuk memberi construction permit certificate,” direktur Arcanjo menjelaskan kepada TOP di kantornya.
Walaupun situasaun ini terjadi demikian, tetapi menurut Arcanjo bahwa tidak boleh juga memberi kesalahan kepada pekerjaan umum karena menurut dia mereka juga telah mengatuhi peraturan, dan peraturan menyatakan mereka tidak boleh memberi sembarang construction permit certificate kepada siapa saja.
Arcanjo menambahkan, selama ini TradeInvest selalu melakukan kunjungan ke proyek konstruksi Ensul, dan menurut dia proyek ini berjalan sangat lambat karena Ensul telah mematuhi standar kualitas konstruksi dari Eropa.
“Saya percaya kepada mereka bahwa, setelah konstruksi itu selesai dia yang akan jadi yang terbaik di Timor-Leste, dan akan tahan lama sampai 100 tahun lebih,” penjelasan direktur Arcanjo yang agak bertentangan dengan Kementrian Kehakiman Manuel Carceres yang kurang percaya kepada Ensul.
Direktur TradeInvest yang dari Lautem ini mangaku bahwa, selama ini ada beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan Ensul seperti sudah genap 10 tahun tetapi belum memberi pelatihan kepada para pekerja lokal di Timor-Leste, dan juga belum membuka lapangan kerja baru kepada 3000 orang menurut kesepakatan khusus investasi.
“Tetapi saya tidak boleh menghentikannya karena visi dan misi TradeInvest adalah untuk mempromosikan para investor nasional dan internasional didalam negeri,” Arcanjo menjelaskan.
Arcanjo juga mengetahui bahwa, sebelumnya pada tahun 2013 pemerintah melalui SEAPRI berusaha untuk menghentikan kesepakatan khusu investasi ini setelah kebangkrutan Ensul Meci, tetapi menurut dia usaha yang dilakukan SEAPRI pada waktu itu tidak menghasilkan keputusan yang definitf.
Arcanjo menjelaskan Ensul Engenharia yang bertanggung jawab terhadap konstruksi di tanah Colmera, dan Dili Busines Financial Business Center (DFBC) yang memobilisasi uang untuk melakukan investadi di Timor-Leste.
Selama ini ada beberapa perusahaan yang ada dan mengexploitasi tanah di Colmera secara komersial seperti CFT, S.A, CSC, S.A, dan DFBC BLOCK A, S.A, supermarket PÁTEO, ENTREPOSTO, tetapi menurut direktur Arcanjo bahwa TradeInvest hanya mengakui saja Ensul Meci dan Ensul Engenharia, S.A., sebagai investor.
Dokumen lain yang diakses TOP bahwa, pada tanggal 28 Juli 2015, perusahaan Compagnie Financiere Terria, S.A sebagai perusahaan komersial yang terdaftar di Luxembourg dan bercabang di Timor-Leste mengirim sebuar surat kepada Perdana Mentri Rui Maria de Araújo untuk menginformasikan saja tentang Perjanjian Penugasan Posisi Kontrak (acordo cessão posição contratual) yang telah dilakukan pada tanggal 24 Juli 2015.
Menurut beberapa dokumen yang menghidupkan kembali Ensul Meci menjadi Ensul Engenharia, S.A di Colmera, Dili, Timor-Leste adalah sebagai berikut;
- Usaha pemerintah melalui SEAPRI pada tahun 2013 tidak menghasilkan suatu keputusan yang definitif walaupun Ensul Meci telah bankrupt dan Ensul Engenharia, S.A telah tidak mematuhi Kesepakatan Khusu Investasi.
- Ensul Meci-Gestão de Projectos de Engenharia, S.A melakukan Perjanjian Penugasan Posisi Kontrak dengan Ensul Engenharia, S.A di Lisboa, pada tanggal 13 Juni 2013
- Ensul Engenharia, S.A melakukan Perjanjian Penugasan Posisi Kontrak dengan Compagnie Financiere Terria, S.A pada tanggal 19 Mei 2014
- Dan pada tanggal 24 Juli 2015 CFT, S.A melakukan Perjanjian Penugasan Posisi Kontrak dengan Dili Financial Business Center Block A, S.A (DFBC Block A, S.A).
Selama 10 tahun Ensul belum ada kontrak sewa tanah dengan Kementrian Kehakiman tetapi perusahaan CFT, S.A ho CENTRAL-Sociedade Comercial, S.A (CSC, S.A) menggunakan kesempatan ini untuk menyewakan lagi sebagian tanah ini kepada beberapa perusahaan lokal pada tahun 2017 yang berakhir dengan masalah besar pada tahun 2018.
Menurut dokument protes yang diakses TOP bahwa beberapa perusahaan lokal yang pernah menyewa tempat di tanah ini membayar dengan harga yang sangat tinggi kepada CFT, S.A dan CSC, S.A walaupun pemerintah telah memberi ijin kepada Ensul Meci yang telah bankrupt.
- Jbede Alis dengan total investasi $25,000.00, dan biaya sewa tempat kepada CFT, S.A dan CSC, S.A adalah $1,200.00 per bulan, dan mendeposit $3,600.00 sebagai garansi.
- Noemia Boutique total investasi $45,000.00, biaya sewa tempat setiap bulan adalah $1,200.00, dan deposit $3,300.00 sebagai garansi.
- Caffe U’ut dengan total investasi $46,000.00, bayar biaya tempat setiap bulan $1,500.00, deposit $4,500.00 sebagai garansi.
- Harmony Fitness Centre menginvestasi $3,00.000, dan membuka T-Shirt Printing dengan nama DMTEX dengan total investasinya $35,000, dan bayar biaya tempat per bulan $7,500.00, deposit $25,100.00 sebagai garansi.
- Citilink Agency menginvestasi $25,000.00, dan harus bayar biaya sewa tanah per bulan berjumlah $1,200.00, dan mendepost $3,600.00 sebagai garansi
- May Sandes dengan total investasi $30,000.00, biaya sewa tempat per bulan $1,500.00, dan mendeposit $3,600.00 sebagai garansi.
“Jumlah yang kami bayar kepada CFT, S.A dan CSC, S.A adalah hanya sia-sia saja, kami membayar selama satu tahun, tetapi sampai sekarang perusahaan Ensul Engenharia, S.A bersama kelompoknya belum baya pajak kepada pemerintah Timor-Leste,” bunyi surat protes dari perusahaan lokal yang diakses TOP.
Ada beberapa komentar bahwa karakter para beberapa pemimpin Timor-Leste selalu mudah tergoda dan percaya dengan pemobohongan dari para investor asing di Timor-Leste walaupun mereka tidak ada kemapuan finansial untuk melakukan investasi di negaran ini. Kisah investasi Ensul ini agak mirip dengan proses pembuatan Ferry HAKSOLOK dimana perusahaan yang mengkonstruksi ferry ini diduga telah bankrupt sekian lama sehingga mengakibatkan walaupun pembayarannya sudah 100% lunas pada tahun 2017 tetapi sayangnya sampai hari ini juga Ferry HAKSOLOK belum tiba di Timor-Leste.
TOP sudah telah berusaha membuat beberapa daftar pertanyaan kepada Ensul Engenharia, S.A di kantornya di SAPT, Colmera, Dili sejak hari Selasa 10 November 2020, dan juga secara langsung mengkonfirmasikan lagi pada hari Jumat 18 Desember 2020 tetapi sampai hari inipun belum ada jawaban.