Wartawan Timor-Leste Diancam Pemotogan Gaji Ditengah Wabah Coronavirus

Oekusipost.com Dili – Situasi para wartawan di Timor-Leste bukan saja diancam oleh penyebaran pandemic novel Coronavirus Disease 2019 (CorVid-19), tetapi juga diancam oleh pemilik media cetak dengan cara akan memotong gaji mereka, pada hal gaji para wartawan sudah terlalu kecil sekitar $150 per bulan.

Timor-Leste baru mencatat satu kasus positif Coronavirus, tetapi kepanikan sudah menyebar di seluruh teritorial sampai memaksa Presiden Republik, Francisco Guterres Lu Olo harus mengumumkan darurat nasional pada hari Jumat 27 Maret 2020.

Dan pada hari berikutnya pemerintah juga langsung meyeluarkan sebuah keputusan tentang proses implementasinya di lapangan. Dan sejak hari Senin, 1 April lalu, semua aktifitas di kota Dili saudah mulai mengurang, dan sebelumnya juga para pegawai negeri sudah diberhentikan tidak masuk kerja di kantor, semua sekolah di tutup dan aktivitas misa paskah untuk tahun ini pun di tutup. 

Menurut observasi The Oe-Kusi Post, ada beberapa pemilik media cetak telah menyediakan beberapa fasilitas pelindung kepada para wartawannya seperti masker dan hand sanitizer, tetapi dalam beberapa hari terakhir sudah muncul gejala ancaman kepada wartawan. 

“Kami sudah di informasikan bahwa kantor akan memotong gaji kami dengan alasan pendapatan menurun,” curhat seorang wartawan kepada Oe-Kusi di kantor Dewan Pers, Balide-Dili, Kamis 2 April 2020. 

Wartawan ini menambahkan, dua koresponden di municipality juga sudah diberhentikan karena tidak ada transportasi untuk mengirim koran ke sana. 

“Kemarin direktur meminta kami apakah setuju dengan keputusan pemotogan gaji, kami semua hanya membisu saja”. 

Seorang wartawan dari salah satu koran besar menyatakan, kantornya juga sudah ada rencana untuk memotong gaji wartawan 50% dengan alasan yang sama. Pendapatan koran menurun walaupun darurat nasional barusan seminggu. 

Menanggapi hal ini, perwakilan pemilik media di dewan pers sekaligus juga pemilik koran harian Timor Post, José Ximenes bahwa kondisi media mulai memburuk sejak krisis politik yang terjadi pada tahun 2017. 

Mantan direktur Timor Post ini juga menuduh situasaun krisis politik dalam negara yang menyebabkan pendapatan para media menurun.

“Contohnya, ada beberapa media yang rencana untuk memotong gaji wartawan. Para management yang tahu lebih mendetail tentang hal ini, tetapi menurut observasi umum yang saya lakukan terutama dalam situasi darurat nasional ini tidak ada transportasi, distribusi koran ke municipality juga tidak bisa berjalan. Jadi apa yang terjadi hanya di Dili saja,” dia menjelaskan. 

“Dengan situasi inilah yang memberi ancaman kepada para media, dan sejak tahun 2018 juga beberapa media sudah mengurangi halaman, dan akhirnya juga Timor Post sudah mengurangi dua halam sejak tanggal 2 April 2020”. 

Sedangkan perwakilan para wartawan di dewan pers, Francisco Simões Belo meminta kepada pemilik media harus memberi fasilitas pelindung kepada para wartawan yang melakukan peliputan pandemic Coronavirus. 

“Angsuran saya kepada pemilik media untuk melindungi para wartawan ketika dapat orientasi dari redaksi untuk melakukan peliputan tentang penyebaran pandemia CorVid-19”.  

Dia juga meminta kepada media untuk menyediakan peralatan yang berhubungan dengan pencegahan pandemic coronavirus. 

“Minta kepada pemilik media untuk dipertimbangkan dengan baik sebelum memotong gaji para wartawan terutama wartawan yang melakukan tugasnya selama 24 jam di situasi emergency ini, karena nyawa mereka berada dalam resiko yang besar”. 

Raimundos Oki
Author: Raimundos OkiWebsite: https://www.oekusipost.comEmail: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Xefe Redasaun & Editor

Online Counter